Catatan Abah Heri: Jangan Berkeluh Kesah

Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembangnya tidur atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. Kalau hari ini memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan duka.

MASOK KABIH GUS……………

Ini cerita bener apa ga yaaa? ga tahu yang jelaas catatan ini diambil dari :
Pengalaman GUS IPUL di Pulau GARAM

ini Pengalaman Wagub (JATIM) Saifullah Yusuf ketika berkunjung ke sebuah desa di Pulau Madura. saat itu pria yang akbrab di panggil Gus Ipul ini diundang menghadiri sebuah acara yang banyak menghadirkan para keluarga. usai acara, perhatian Gus Ipul; tertuju kepada sebuah keluarga yang mempunyai enam anak yang rata rata masih kecil kecil. Dengan gayanya yang ramah. Gus Ipul menyapa keluarga itu. “Mengapa kok tidak masuk KB?” tanya Gus Ipul kepada suami. Pertanyaan ini langsung dijawab si suami. “Lho, masok Kabih Gus. mon tak masok kabih (masuk semua Gus. Kalau ga masuk semua), tak akan bisa punya anak enam.” jawab si suami. tentu saja Gus Ipul tertawa mendengar jawaban itu. Masuk KB yang dimaksud ikut Program Keluarga Berencana, tapi dianggap “masuk” semua .

sumber jawapos Jatimsiana :
hari Senin 15 Maret 2010 halaman 15 :
ada ada saja masyarakat Maduro, punya anekdot apa ini beneran ga tahulah.

Catatan Azis Setiawan: PIRING TERBANG

Konflik dan permasalahan dalam berumah tangga antara suami dan istri adalah hal yang wajar terjadi. Tak sekadar perang urat syaraf, “piring terbang” dan aksi kekerasan fisik kadang turut mewarnai konflik. Tak jarang konflik suami istri berakhir dengan perceraian.

Yang membuat kita miris, ternyata banyak dari pasangan yang memilih tidak melanjutkan kehidupan rumah tangga mereka, begitu saja! Tanpa alasan jelas lagi syari. Alasan yang paling sering mengemuka adalah faktor ekonomi, soal anak, orang ketiga, serta adanya ketidakcocokan lagi.